Rabu, 12 Februari 2014

Meneladani Figur Rosulullah SAW


            Mari kita teladanasi Nabi Muhammad SAW. Sebagai pedoman dan uswah serta contoh dalam hidup dan kehidupan kita. Memang benar, Rasulullah adalah Rasul Allah, Nabi Allah dan juga setiap ucapan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah adalah hukum agama yaitu dikenal dengan Hadist dan sebagai sumber hokum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Yang demikian ini, tidak bisa kita lakukan dan upanyakan memperolehnya sebagaimana Nabi Muhammad. Karena beliau adalah Rasul dan Nabi Allah yang terakhir. Dan tidak ada lagi setelahnya.
            Namun Muhammad juga adalah manusia, sama seperti kita, sebagaimana manusia beliau memiliki sifat lupa dan salah. Bedanya, ketika beliau salah langsung dipantau,  ditegur dan dibenarkan oleh Allah dengani wahyu melalui perantara Malaikat Jibril. Dan kita tidak bisa seperti beliau, karena wahyu dan risalah agama berakhir dan sempurnah setelah Nabi Muhammad Wafat, Dan Muhammad sebagai Manusia inilah yang bisa kita teladani dan dijadikan contoh dalam kehidupan kita sehari-hari.
            Dalam setiap masyarakat, apakah masyarakat muslim maupun non muslim, primitive atau modern, Timur maupun Barat, Arab atau non Arab, selalu ada tiga jenis manusia. Jenis manusia penggembala, domba dan srigala.
Pertama, jenis manusia penggembala. Jenis manusia penggembala adalah para pemimpin. Dalam kontek umat Islam, penggembalanya/pemimpinnya adalah Rasulullah SAW, dan para ulama’ karena ulama merupakan pewaris para Nabi.
Imam Ghozali dalam bukunya, Ihya’ Ulumiddin, jilid IV, menjelaskan, bahwa ada dua jenis kepemimpinan, dan kedua jenis kepemimpinan ini diterapkan oleh Rasulullah SAW dengan sangat cerdas dan bijaksana. Pertama, memimpin dari depan yang disebut qiyaadah orangnya disebut qaaid. Jenis pemimpin ini dia berperan sebagai pelopor, teladan. Dia memimpin dengan memberi contoh (uswatun hasanah), bukan dengan menggunakan tangan besi, bukan dengan senapan, bukan dengan ancaman, bukan dengan kekuatan. Ketika dia tampil di depan, dia menjadi perhatian semua orang. Maka dia harus tampil sempurna. Kalau penampilannya tidak sempurna, maka akan cacat kepemimpinannya. Dan ketika seorang pemimpin cacat dalam mempimpin, maka akan berpengaruh pada kesuksesan dalam memimpin.
Misalnya seorang pemimpin melakukan korupsi, maka seluruh negeri kemungkinan bisa tertular virus korupsi. Ketika seorang pemimpin melakukan kebohongan, maka bisa menjadikan mentalitas seluruh negeri menjadi pembohong. Uswatun hasanah ini jauh lebih kuat dari pada senapan. Dia menggerakkan hati manusia, tanpa sadar dan menggerakkan jiwa manusia tanpa paksaan. Orang yang memimpin menggunakan senapan, bisa jadi berhasil, tetapi keberhasilannya dicapai dengan menumpahkan banyak darah. Seperti yang kita lihat dalam sejarah negeri ini, terutama dalam proses pergantian kepemimpinan.
Kedua, memimpin dari belakang, yang disebut Siyaaqah, orangnya di sebut saaiq. Tipe pemimpin ini, seperti menggiring bebek atau domba. Walaupun Seringkali kita melihat, ia menggunakan pentungan/kayu, tetapi tidak banyak guna dan manfaatnya.
Yang banyak berguna, seorang memimpin tipe dari belakang adalah menggunakan ilmu. Seperti sopir, dia harus mengetahui jurusan yang ingin dituju. Dia harus mengerti bagaimana menyetir yang baik dan benar. Dia harus mengetahui saat-saat genting, dan selalu berfikir cepat untuk antisipasi kondisi darurat.
Jamaah sidang jumat yang dimulyakan Allah..
Memimpin yang baik adalah mengkombinasikan keduanya. Dan Rasulullah menerapkan keduanya. (Q.S. al Ahzab : 21).
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ  
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Sebagai contoh di depan, kita bisa melihat bagaimana akhlak beliau yang mulia. Kesabarannya, sikap syukurnya, ketabahannya, kegigihannya, dan banyak lagi sederet perilaku mulia yang bisa kita lihat dari diri Rasulullah SAW. Di samping memimpin di depan, beliau juga memimpin dari belakang. Beliau menggunakan ilmunya dalam memimpin. (QS Al Maaidah :15).
Ÿ@÷dr'¯»tƒ É=»tGÅ6ø9$# ôs% öNà2uä!$y_ $oYä9qßu ÚúÎiüt7ムöNä3s9 #ZŽÏWŸ2 $£JÏiB öNçFYà2 šcqàÿøƒéB z`ÏB É=»tGÅ6ø9$# (#qàÿ÷ètƒur Ætã 9ŽÏVŸ2 4 ôs% Nà2uä!%y` šÆÏiB «!$# ÖqçR Ò=»tGÅ2ur ÑúüÎ7B ÇÊÎÈ  
15. Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan[408]. [408] Cahaya Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dan kitab Maksudnya: Al Quran.
Hadirin Jamaah siding Jumat yang berbahagia…
Kedua, jenis manusia domba. Para domba adalah umat Islam yang diimpikan oleh Rasulullah SAW, sebagai manusia yang membawa dirinya bermanfaat bagi orang lain.
Inilah visi Rasulullah SAW.Yakni, umat yang ingin beliau bentuk dan besarkan bisa bermanfaat bukan hanya dirinya, tetapi juga kepada orang lain. Seperti hewan domba, yang bulunya bermanfaat, kulitnya bermanfaat, dagingnya juga bermanfaat, bahkan kotorannyapun bermanfaat. Marilah kita camkan, dalam keseharian kita, bukan kita mencari bagaimana memanfaatkan orang lain yang kita fikirkan, tetapi bagaimana kita bisa menjadi manfaat bagi orang lain.
Hadirin Jamaah siding Jumat yang berbahagia…
Ketiga, jenis manusia srigala. Dan srigala adalah para perusak, pembuat keonaran dan pengacau.
Dalam setiap masyarakat, jenis manusia yang seperti srigala ini, selalu ada. Para pembuat keonaran, pengacau, selalu ada. Dan selalu hadir di tengah-tengah kita. Entah itu dengan menggunakan alasan politik, ekonomi, atau alasan pribadi. Srigala atau anjing liar ini membuat kerusakan dan kekacauan, karena dia menuhankan hawa nafsunya. Orang yang selalu mengikuti hawa nafsu, digambarkan seperti anjing yang selalu menjulurkan lidahnya. (QS Al A’raf : 176).
öqs9ur $oYø¤Ï© çm»uZ÷èsùts9 $pkÍ5 ÿ¼çm¨ZÅ3»s9ur t$s#÷zr& VyJx. É=ù=x6ø9$# bÎ) ö@ÏJøtrB Ïmøn=tã ô]n<Î) ÇÚöF{$# yìt7¨?$#ur çm1uqyd 4 ¼ã&é#sVyJsù È@sygù=tƒ ÷rr& çmò2çŽøIs? ]ygù=tƒ 4 y7Ï9º©Œ ã@sVtB ÏQöqs)ø9$# šúïÏ%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ 4 ÄÈÝÁø%$$sù }È|Ás)ø9$# öNßg¯=yès9 tbr㍩3xÿtFtƒ ÇÊÐÏÈ  
176. dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
Konon dalam sebuah penelitian ilmiyah, kenapa anjing selalu menjulurkan lidahnya, ternyata anjing tidak mempunyai kelenjar keringat yang cukup dalam tubuhnya. Kelenjar keringat berfungsi untuk mendinginkan tubuh. Karena anjing tidak mempunyai kelenjar keringat, maka dia tahan hidup di daerah yang bercuaca dingin. Untuk mendinginkan tubuhnya, maka anjing selalu menjulurkan lidahnya, agar ada angin yang masuk.
Orang yang menuhankan hawa nafsunya, suhu jiwa dan hatinya panas, sehingga dia akan selalu menjulurkan lidahnya untuk mendinginkan jiwa dan hatinya. Caranya dengan merampas harta orang lain, harta negara, bahkan merampas harta orang-orang yang tidak berdaya. Inilah yang banyak terjadi di negara kita, karena pola hidup materialisme dan hedonisme, mereka rela merampas harta negara. Ironisnya, para penggembala di negeri ini, tidak sedikit yang kong kalikong dengan srigala, untuk mengorbankan para domba. Sehingga seorang pemimpin yang mestinya menggiring dan melindungi domba, dia justeru bekerja sama dengan srigala untuk mengorbankan para domba.
Semoga kita bisa mendapatkan pemimpin rumah tangga, masyarakatm bangsa dan negara yang bisa meneladani Rasulullah SAW, sehingga negera kita bisa hidup damai, tenteram dan berwibawa.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar