Mari kita teladanasi
Nabi Muhammad SAW. Sebagai pedoman dan uswah serta contoh dalam hidup dan
kehidupan kita. Memang benar, Rasulullah adalah Rasul Allah, Nabi Allah dan
juga setiap ucapan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah adalah hukum agama yaitu
dikenal dengan Hadist dan sebagai sumber hokum Islam kedua setelah Al-Qur’an.
Yang demikian ini, tidak bisa kita lakukan dan upanyakan memperolehnya
sebagaimana Nabi Muhammad. Karena beliau adalah Rasul dan Nabi Allah yang
terakhir. Dan tidak ada lagi setelahnya.
Namun Muhammad juga
adalah manusia, sama seperti kita, sebagaimana manusia beliau memiliki sifat
lupa dan salah. Bedanya, ketika beliau salah langsung dipantau, ditegur dan dibenarkan oleh Allah dengani
wahyu melalui perantara Malaikat Jibril. Dan kita tidak bisa seperti beliau,
karena wahyu dan risalah agama berakhir dan sempurnah setelah Nabi Muhammad
Wafat, Dan Muhammad sebagai Manusia inilah yang bisa kita teladani dan
dijadikan contoh dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam setiap
masyarakat, apakah masyarakat muslim maupun non muslim, primitive atau modern,
Timur maupun Barat, Arab atau non Arab, selalu ada tiga jenis manusia. Jenis
manusia penggembala, domba dan srigala.
Pertama, jenis manusia
penggembala. Jenis manusia penggembala adalah para pemimpin. Dalam kontek
umat Islam, penggembalanya/pemimpinnya adalah Rasulullah SAW, dan para ulama’
karena ulama merupakan pewaris para Nabi.
Imam Ghozali dalam bukunya, Ihya’
Ulumiddin, jilid IV, menjelaskan, bahwa ada dua jenis kepemimpinan, dan kedua
jenis kepemimpinan ini diterapkan oleh Rasulullah SAW dengan sangat cerdas dan
bijaksana. Pertama, memimpin dari depan yang disebut qiyaadah
orangnya disebut qaaid. Jenis pemimpin ini dia berperan sebagai pelopor,
teladan. Dia memimpin dengan memberi contoh (uswatun hasanah), bukan dengan
menggunakan tangan besi, bukan dengan senapan, bukan dengan ancaman, bukan
dengan kekuatan. Ketika dia tampil di depan, dia menjadi perhatian semua orang.
Maka dia harus tampil sempurna. Kalau penampilannya tidak sempurna, maka akan
cacat kepemimpinannya. Dan ketika seorang pemimpin cacat dalam mempimpin, maka
akan berpengaruh pada kesuksesan dalam memimpin.
Misalnya seorang pemimpin melakukan
korupsi, maka seluruh negeri kemungkinan bisa tertular virus korupsi. Ketika
seorang pemimpin melakukan kebohongan, maka bisa menjadikan mentalitas seluruh
negeri menjadi pembohong. Uswatun hasanah ini jauh lebih kuat dari pada senapan.
Dia menggerakkan hati manusia, tanpa sadar dan menggerakkan jiwa manusia tanpa paksaan. Orang yang memimpin
menggunakan senapan, bisa jadi berhasil, tetapi keberhasilannya dicapai dengan
menumpahkan banyak darah. Seperti yang kita lihat dalam sejarah negeri ini,
terutama dalam proses
pergantian kepemimpinan.
Kedua, memimpin dari
belakang, yang disebut Siyaaqah, orangnya di sebut saaiq. Tipe
pemimpin ini, seperti menggiring bebek atau domba. Walaupun Seringkali kita melihat, ia menggunakan pentungan/kayu, tetapi tidak banyak
guna dan manfaatnya.
Yang banyak berguna, seorang memimpin tipe dari belakang adalah menggunakan
ilmu. Seperti sopir, dia harus mengetahui jurusan yang ingin dituju. Dia harus
mengerti bagaimana menyetir yang baik dan benar. Dia harus mengetahui saat-saat
genting, dan selalu berfikir cepat untuk antisipasi kondisi darurat.
Jamaah sidang jumat yang dimulyakan Allah..
Memimpin yang baik adalah
mengkombinasikan keduanya. Dan Rasulullah menerapkan keduanya. (Q.S. al Ahzab :
21).
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
21. Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.
Sebagai contoh di depan, kita bisa
melihat bagaimana akhlak beliau yang mulia. Kesabarannya, sikap syukurnya,
ketabahannya, kegigihannya, dan banyak lagi sederet perilaku mulia yang bisa
kita lihat dari diri Rasulullah SAW. Di samping memimpin di depan, beliau juga
memimpin dari belakang. Beliau menggunakan ilmunya dalam memimpin. (QS Al
Maaidah :15).
@÷dr'¯»t É=»tGÅ6ø9$# ôs% öNà2uä!$y_ $oYä9qßu ÚúÎiüt7ã öNä3s9 #ZÏW2 $£JÏiB öNçFYà2 cqàÿøéB z`ÏB É=»tGÅ6ø9$# (#qàÿ÷ètur Ætã 9ÏV2 4 ôs% Nà2uä!%y` ÆÏiB «!$# ÖqçR Ò=»tGÅ2ur ÑúüÎ7B ÇÊÎÈ
15. Hai
ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan
kitab yang menerangkan[408]. [408] Cahaya Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dan kitab
Maksudnya: Al Quran.
Hadirin
Jamaah siding Jumat yang berbahagia…
Kedua,
jenis manusia domba. Para domba adalah umat Islam yang diimpikan oleh
Rasulullah SAW, sebagai manusia yang membawa dirinya bermanfaat bagi orang
lain.
Inilah visi Rasulullah SAW.Yakni,
umat yang ingin beliau bentuk dan besarkan bisa bermanfaat bukan hanya dirinya,
tetapi juga kepada orang lain. Seperti hewan domba, yang bulunya bermanfaat,
kulitnya bermanfaat, dagingnya juga bermanfaat, bahkan kotorannyapun
bermanfaat. Marilah kita camkan, dalam keseharian kita, bukan kita mencari
bagaimana memanfaatkan orang lain yang kita fikirkan, tetapi bagaimana kita
bisa menjadi manfaat bagi orang lain.
Hadirin
Jamaah siding Jumat yang berbahagia…
Ketiga,
jenis manusia srigala. Dan srigala adalah para perusak, pembuat keonaran
dan pengacau.
Dalam setiap masyarakat, jenis
manusia yang seperti srigala ini, selalu ada. Para pembuat keonaran, pengacau,
selalu ada. Dan selalu hadir di tengah-tengah kita. Entah itu dengan
menggunakan alasan politik, ekonomi, atau alasan pribadi. Srigala atau anjing
liar ini membuat kerusakan dan kekacauan, karena dia menuhankan hawa nafsunya.
Orang yang selalu mengikuti hawa nafsu, digambarkan seperti anjing yang selalu
menjulurkan lidahnya. (QS Al A’raf : 176).
öqs9ur $oYø¤Ï© çm»uZ÷èsùts9 $pkÍ5 ÿ¼çm¨ZÅ3»s9ur t$s#÷zr& VyJx. É=ù=x6ø9$# bÎ) ö@ÏJøtrB Ïmøn=tã ô]n<Î) ÇÚöF{$# yìt7¨?$#ur çm1uqyd 4 ¼ã&é#sVyJsù È@sygù=t ÷rr& çmò2çøIs? ]ygù=t 4 y7Ï9º© ã@sVtB ÏQöqs)ø9$# úïÏ%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»t$t«Î/ 4 ÄÈÝÁø%$$sù }È|Ás)ø9$# öNßg¯=yès9 tbrã©3xÿtFt ÇÊÐÏÈ
176.
dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan
ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya
yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya
diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya
(juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
Konon dalam sebuah penelitian
ilmiyah, kenapa anjing selalu menjulurkan lidahnya, ternyata anjing tidak
mempunyai kelenjar keringat yang cukup dalam tubuhnya. Kelenjar keringat
berfungsi untuk mendinginkan tubuh. Karena anjing tidak mempunyai kelenjar
keringat, maka dia tahan hidup di daerah yang bercuaca dingin. Untuk
mendinginkan tubuhnya, maka anjing selalu menjulurkan lidahnya, agar ada angin
yang masuk.
Orang yang menuhankan hawa nafsunya,
suhu jiwa dan hatinya panas, sehingga dia akan selalu menjulurkan lidahnya
untuk mendinginkan jiwa dan hatinya. Caranya dengan merampas harta orang lain,
harta negara, bahkan merampas harta orang-orang yang tidak berdaya. Inilah yang
banyak terjadi di negara kita, karena pola hidup materialisme dan hedonisme,
mereka rela merampas harta negara. Ironisnya, para penggembala di negeri ini,
tidak sedikit yang kong kalikong dengan srigala, untuk mengorbankan para domba.
Sehingga seorang pemimpin yang mestinya menggiring dan melindungi domba, dia
justeru bekerja sama dengan srigala untuk mengorbankan para domba.
Semoga kita bisa mendapatkan pemimpin rumah tangga, masyarakatm bangsa dan negara yang bisa meneladani Rasulullah SAW, sehingga negera kita bisa hidup damai, tenteram dan berwibawa.
Semoga kita bisa mendapatkan pemimpin rumah tangga, masyarakatm bangsa dan negara yang bisa meneladani Rasulullah SAW, sehingga negera kita bisa hidup damai, tenteram dan berwibawa.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar